Manusia adalah binatang politik yang haus akan tahta, rasa dan kasta. Selayaknya binatang manusia bergerak berdasarkan insting dan naluri alaminya untuk membantai semua hal yang menghalangi keinginannya. Maka timbul lah konsep memanusiakan
manusia, sebagai dampak dari pemikiran bahwa sebenarnya manusia lahir bukan
sebagai manusia tetapi sebagai binatang yang haus dan lapar akan tahta, rasa
dan kasta. Konsep ini menitik beratkan pada menghilangkan sifat dasar binatang
dari manusia yaitu sombong, angkuh, bodoh, iri dan dengki, sifat yang membuat
manusia menjadi binatang secara utuh ketika manusia dikuasainya.
Konsep dasar
ini mulai perlahan hilang, terutama di dunia kita, dunia sejuta ilmu, dunianya
mahasiswa. Sadar atau tidak kita larut akan konsep-konsep lama yang mengekang
pribadi manusia kita, dan terus memaksa kita untuk menjadi se ekor binatang,
tidak ada mahasiswa yang berdiri tegak sebagai manusia seutuhnya. Keangkuhan
dan kesombongan memakan akal manusianya, terus terjun bebas kedalam permainan
politik kotor para hewan-hewan politik. Jabatan diartikan simpel dan mudah,
oleh semua mahasiswa. Bukan diartikan sebagai sebuah pencapaian dari perjalanan
panjang dan ujung pencerahan dari karirnya. Kita terlalu bodoh dan kerdil
mengartikan arti kehidupan. Luasnya dunia kita kerucutkan menjadi inti-inti
kecil, yang artinya kita mengkerucutkan nilai-nilai Tuhan. Hal itu yg membuat
kita masih dalam posisi sebagai binatang.
Jangan pernah berniat atau berfikir
menjadi seorang manusia sampai kapan pun, jika kalian masih berfikir secara
praktis. perjalanan dari ujung ke ujung akan membuka mata kita selebar lebarnya
akan besarnya arti kehidupan, kita hanya sibuk dalam dunia kita tanpa memandang
keluar, kita sibuk berebut sesuatu yang abstrak, yang kita yakini sebagai nilai
penyelamat kehidupan, namun ternyata kita salah besar, tujuan sesungguhnya
bukan hanya berputar pada satu titik ditengah lingkaran, tetapi memutari
seluruh lingkaran hingga bagian luarnya pula. Perubahan dunia harus segera
dimulai, namun kita harus sadar bahwa kemapanan mahasiswa hari ini masih jauh dari
harapan, kita hanya pembangkang- pembangkang yang tersesat ditengah jalan, yang
tidak tahu kemana arah dan tujuan.
Berfikir lah selayaknya manusia berfikir,
berjalan lah selayaknya manusia berjalan, dan bertindak lah selayaknya manusia
bertindak. Tidak hanya bisa bicara tanpa solusi, tidak berfikir untuk dirinya
sendiri, tidak pula bertindak karena kepentingan pribadi. Namun berfikir untuk
bicara, bicara untuk bertindak dan bertindak lalu jalankan, sesuai kebenaran
yang berdasar. Tidak ada pemimpin besar yg lahir dalam sejarah karena
keinginannya.Pemimpin besar lahir karena usahanya merubah hal yg beseberangan
dengan prinsipnya, bukan mereka yang berusaha mereput tahtanya dengan berbagai
cara. Terlalu dini bangga dan jumawa sebagai mahasiswa. Karena kita hanya bibit
yang tumbuh ditengah kotoran, yang masih perlu banyak belajar dan berfikir
sampai tinggi menjulang. Mari jadilah manusia sejati dengan akal dan keilmuan
yang sejati pula, tidak sebagai boneka, tidak sebagai mainan apalagi sebagai
binatang.